Jumat, 07 Agustus 2015

Menguak Sejarah Monumen Trisula

Monumen Trisula

      Monumen ini merupakan salah satu monumen bersejarah di Kabupaten Blitar. Tepatnya berada di Desa Bakung yang berada di daerah Blitar Selatan.  Monumen Trisula ini berdiri di atas tanah yang luasnya lebih kurang 5.625 m2. Monumen bersejarah yang berada di kawasan pemukiman padat penduduk ini dapat ditempuh dengan jarak skitar 28 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Blitar. Dari Kabupaten Blitar bisa lewat Kademangan. Dari jembatan belok kiri dan lurus terus mengikuti arah Pantai Tambak Rejo. Hingga di perempatan gawang bisa belok ke kanan. Jarak dari sini sekitar 8 km (menurut papan penunjuk arah). Untuk bisa sampai hanya tinggal berjalan terus lewat jalan utama hingga ditemukan Monumen Trisula berada  di sebelah kiri jalan yang agak menanjak. Akses menuju monumen ini sudah memadai.  Jalan beraspal cukup nyaman untuk dilewati. Namun, karena Monumen Trisula ini berada di daerah pegunungan Blitar Selatan, maka jalannya juga naik turun dan berkelok-kelok.  Saat pengunjung tiba di lokasi, di sebelah selatan depan monumen ada lahan kosong yang biasa digunakan untuk bermain, bisa untuk tempat parkir. Pada saat kami berkunjung ke sana pada sore hari tempat itu digunakan untuk bermain. Seharusnya tetap ada penjaga/pemandu di sana untuk membantu pengunjung melihat monumen itu. Dan apabila ada yang memiliki pertanyaan makan bisa dijawab.
    Di dekat monumen ini terdapat bangunan rumah tua. Namun, pada saat kami berkunjung sudah tutup. Di dalamnya banyak terdapat bukti-bukti perjuangan Operasi Trisula.  Ada peta yang terdapat di dalam markas TNI Angkatan Darat. Peta tersebut menggambarkan strategi perang para TNI ADarat dalam melakukan Operasi Trisula yang bertujuan untuk menumpas membersihkan komunisme PKI dari Bangsa Indonesia. Beberapa prasasti yang terdapat dalam Monumen Trisula mulai dari tahun pendirian,sampai nama-nama TNI Angkatan Darat dan tokoh masyarakat yang berpartisipasi dalam melakukan Operasi Trisula di daerah Blitar selatan.
    Setelah sampai di sana, pengunjung akan bisa melihat sebuah patung 3 orang yang berdiri mengangkat senjata.  Monumen ini merupakan wisata sejarah untuk mengenang perjuangan Operasi Trisula pada 1968 oleh Brigade Infanteri Lintas Udara18/Trisula yang dipimpin langsung oleh Danbrigif Linud 18 pertama Kolonen Inf Witarmin. Didirikan untuk mengenang  jasa pahlawan dalam melakukan pemberantasan G.30.S/PKI tahun 1965. Monumen ini juga dijadikan suatu tempat bersejarah dimana prajurit yang termasuk jajaran Brigif Linud 18/Trisula melaksanakan napak tilas dan melakukan tradisi Pembaretan Wing Lintas Udara serta melaksanakan renungan atas jasa-jasa yang telah dilakukan oleh para pendahulu.
    Monumen Trisula diresmikan pada 18 Desember 1972 oleh M. Yasin yang saat itu menjabat sebagai  Letnan Jenderal TNI AD yang bertugas sebagai Deputi Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia  Angkatan Darat. Dan disahkan oleh Surat Keputusan Panglima Daerah Militer VIII Brawijaya Mayor Jenderal TNI Wijoyo Soejono Bo: SKEP/2012/VIIII/1972 tanggal 16 Agustus 1972. Keberadaan Monumen Trisula menunjukkan betapa gagah dan gigihnya para prajurit patriot bangsa untuk mempertahankan dasar negara Pancasila.
    Mungkin monumen ini tidak begitu diminati oleh anak muda. Akan tetapi, dibalik monumen itu terdapat perjuangan para pahlawan untuk tetap mempertahankan dasar negara kita yaitu Pancasila. Jadi, jangan salah memandang wisata besejarah ini.
    Dengan segala potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Blitar, seharusnya pemerintah bisa memanfaatkan hal itu. Pemerintah harus mampu melakukan pembangunan fasilitas umum dan melakukan promosi obyek wisata tersebut. Upaya pengembangan potensi wisata di Kabupaten Blitar dapat dilakukan dengan berkerjasama bersama pihak-pihak lain seperti Dinas Pariwisata, Dinas Kelautan, ataupun biro perjalanan (tour and travel). Diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat untuk menunjang kegiatan pariwisata tersebut. Persiapan perlu dilakukan seperti pembangunan fasilitas umum, misalnya infrastruktur jalan, kamar mandi/kamar ganti, mushola, warung makanan, dan tempat untuk bersantai seperti gazebo. Selain itu, perlu dilakukan juga promosi baik melalui media sosial, elektronik, maupun media cetak. Apabila fasilitas umum sudah lengkap dan promosi yang dilakukan berhasil, maka bisa menarik kunjungan wisatawan ke obyek wisata yang ada di Kabupaten Blitar. Yang selanjutnya kegiatan pariwisata ini dapat menguntungkan pemerintah Kabupaten sebagai sumber pendapatan asli daerah, menguntungkan masyarakat di sekitar obyek wisata, serta dapat menguntung perusahaan biro perjalanan wisata.

0 komentar:

Posting Komentar