Jumat, 07 Agustus 2015

Menikmati Keunikan Air Terjun Tirto Galuh

         Air Terjun Tirto Galuh terletak di Desa Kedung Malang, Kecamatan Bakung. Jaraknya sekitar 7 km dari Pantai Pasur. Akses menuju air terjun ini lumayan baik setelah mendekati area ini. Air terjun ini dibuka menjadi obyek wisata oleh perangkat desa sekitar dengan bantuan dari pihak PKK dan Karang Taruna Desa Kedung Malang. Air terjun ini sudah cukup terkenal di kalangan masyarakat Blitar dan sekitarnya.

        Untuk sampai ke air terjun ini, pengunjung harus berjalan kaki sekitar 500 meter melewati jalan tanah yang terjal, licin, dan naik turun selebar 1 meter. Keadaan tanah seperti ini akan lebih parah jika setelah hujan sehingga menyebabkan jalan lebih licin. Untungnya, sudah disediakan pegangan dari bambu sehingga cukup membantu pengunjung untuk berjalan. Namun, tentu itu masih jauh dari cukup untuk kenyamanan dan keamanan pengunjung.
Akses menuju Air Terjun Tirto Galuh
        Daya tarik Air Terjun Tirto Galuh terletak pada keunikannya. Jika biasanya air terjun tercurah dari sumber mata air atau sungai di lereng pegunungan, air disini mengalir melalui batu putih setinggi 40 m yang cukup lebar. Batuan air terjun ini cukup terjal dan banyak berlubang diantara bebatuannya. Aliran airnya tidak terlalu deras dan bermuara di sebuah curug yang cukup panjang dan luas. Di sekitar air terjun ini terdapat pepohonan rimbun yang membuat suasananya lebih sejuk. Air terjun ini juga dikelilingi oleh tebing-tebing batu yang cukup tinggi.
Air Terjun Tirto Galuh

        Selain bisa menikmati pemandangan di sekitar air terjun, pengunjung juga bisa melakukan flying fox di sekitar area air terjun. Hal ini tentu bisa menjadi potensi wisata yang dapat dikembangkan lebih lanjut oleh Pemerintah Kabupaten.
       Namun sayangnya, banyaknya pengunjung menyebabkan keadaaan sekitar lokasi kotor. Hal ini dikarenakan banyak pengunjung yang tidak menjaga kebersihan dan  meninggalkan sampah di sekitar air terjun. Sampah yang banyak ditemukan adalah puntung rokok, kulit kacang, dan botol minuman. Padahal di sekitar air terjun sudah terdapat papan peringatan untuk tidak meninggalkan sampah di tempat.
       Dikarenakan air terjun ini sudah cukup populer di kalangan masyarakat, seharusnya pemerintah bisa lebih menyediakan fasilitas penunjang di sekitarnya. Disekitar lokasi tidak terdapat toilet. Kami harus menumpang memakai toilet di rumah penduduk saat itu. Bahkan saat perut melilit, satu-satunya yang tersedia adalah warung rujak sederhana yang dilayani oleh seorang nenek. Tentu keadaan ini kurang memberi kenyamanan dan kepuasan pengunjung.

0 komentar:

Posting Komentar